Konsep Ibu
Pengertian Ibu
- Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah
melahirkan kita, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada
wanita (Poerwodarminto, 2003).
- Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang,
panggilan yang lazim pada wanita baik yang sudah bersuami maupun belum
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Peran Ibu
- Peran ibu menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu.
Peranan ini didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat. Adanya peran ibu sebagai berikut:
- Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya
- Mengurus rumah tangga
- Sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya
- Sebagai pelindung anak-anaknya
- Pencari nafkah tambahan dalam keluarga (Zulfajri EM,
2001).
Konsep Menyusui
Pengetian Menyusui
- Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau
anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan
refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu
(http://id.wikipedia.org).
- Menyusui adalah memberikan air susu untuk diminum
kepada bayi, dan sebagainya dari buah dada (Kamus Besar Bahasa
Indonesia.2001).
Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
- Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
- Bayi diletakkan menghadap perut ibu /payudara, Ibu duduk
atau berbaring santai. Bila duduk leboih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
- Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang
lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
- Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting
refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan putting susu atau, Menyentuh
sisi mulut bayi.
- Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut
bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi (Suradi,2003).
Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
- Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang
penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi
PASI.
- Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk
staf sendiri atau lainnya.
- Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan
langkah keberhasilan menyusui.
- Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir
(30-60 menit setelah lahir).
- Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar
(posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara).
- Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman tambahan lain
sejak lahir.
- Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi.
- Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi.
- Tidak memberikan dot atau kempeng.
- Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana
pelayanan kesehatan (IDAI, 2008)
Perilaku Seputar Menyusui
- Pemberian ASI tak lepas dari tatanan budaya. Didalam
buku Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi, Dalam Konteks Budaya
(Meutia F, Sarwono, editor.1997) dituturkan berbagai gambaran perilaku
menyusui pada masyarakat yang diteliti. Penuturan para antropolog yang
melakukan penelitian dan menuliskan hasilnya dalam buku ini mengungkapkan
adanya perhatian dan perlakuan khususnya terhadap ibu dalam masa
kehamilannya,saat persalinan dan pasca persalinan.
- Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai
oleh adat (budaya), tatanan norma yang berlaku di masyarakat (sosial), dan
kepercayaan (agama). Perilaku umumnya tidak secara tiba-tiba. Perilaku
adalah hasil dari proses yang berlangsung selama masa perkembangan. Setiap
orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta
mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tak langsung.
Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya, agama, dan pendidikan
seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku dan alasan yang
mendasarinya.
- Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan benar
memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan lingkungan sosial
budayanya dalam hal menyusui. Pemahaman ini perlu agar bisa lebih
mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui
- Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan
kesediaan ibu untuk menyusui bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh
dalam pengambilan keputusan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui.
Pengalaman dalam keluarga ibu tentang menyusui, pengalaman ibu,
pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, dan sikap ibu
terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami dan keluarga
lainnya terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak. Persepsi
ibu tentang dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu
terhadap ke-ibuan-nya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan
pemberian ASI. Kemampuan ibu untuk segera mandiri dalam pengambilan
keputusan juga penting. Apakah hal ini dimungkinkan oleh latar belakang
sosial-budaya dan agamanya? Siapa yang lebih menentukan dalam pengambilan
keputusan? Apakah dia pro-ASI atau sebaliknya? Latar belakang inilah yang
harus dipelajari sebelum memberikan dorongan kepada ibu agar menyusui
bayinya (Suradi,2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar